NATO Setujui Zona Larangan Terbang


BRUSSELS – NATO setuju untuk ambil bagian dalam menerapkan zona larangan terbang di Libya. Namun, serangan di lapangan akan tetap dijalankan oleh pasukan Amerika Serikat (AS) yang sudah ingin menyerahkan peran utama dalam tindakan militer di Libya.
Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen, yang mengumumkan persetujuannya di Brussels, mengatakan aliansi NATO akhirnya bisa berperan lebih banyak lagi, namun keputusan tersebut belum sepenuhnya tercapai.
Nampaknya, beberapa anggota NATO menolak keras keterlibatan dalam serangan yang menargetkan sasaran di darat. Sesuatu yang sangat ditentang oleh satu-satunya anggota Muslim NATO, Turki. Demikian dikutip dari Associated Press, Jumat (25/3/2011).
Di Washington, Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton memuji keputusan NATO untuk ambil bagian dalam zona larangan terbang, meskipun Pemerintah AS mengharapkan NATO mengambil kuasa penuh atas operasi militer yang disahkan oleh PBB, termasuk melindungi warga sipil Libya dan mendukung upaya pertolongan kemanusiaan di Libya.
NATO mengatakan akan memulai pelaksanaan zona larangan terbang dalam dua sampai tiga hari mendatang. Operasi militer akan dikomando dari Napoli oleh Laksamana Samuel J. Locklear.
NATO juga telah menyetujui rencana militer untuk mandat yang lebih luas lagi, termasuk zona larangan berkendara yang akan mencegah kendaraan lapis baja dan artileri pasukan pemimpin Libya Moammar Khadafi bergerak melawan pasukan pemberontak. Pasukan Khadafi telah mengerahkan kendaraan tersebut sebelum adanya serangan udara dari pasukan koalisi pekan lalu. Dewan NATO akan melakukan pertemuan pada Minggu 27 Maret untuk mempertimbangkan rencana tersebut.
“Tanpa mendahului hasil perundingan, saya memperkirakan keputusan akan dicapai dalam beberapa hari ke depan,” ujar Fogh Rasmussen.
(rhs)

Tripoli Libya Revolution 2011 طرابلس ليبيا Iran


Tripoli: Militer Prancis merilis gambar-gambar persiapan pesawat tempur sebelum menyerang Libya. Prancis merupakan salah satu negara yang berperan besar dalam penyerangan tersebut dengan misi mengamankan resolusi PBB untuk melindungi rakyat sipil Libya.
Gambar yang dirilis diambil pada Rabu (23/3) dan Kamis (24/3). Satu di antara gambar menunjukkan pesawat tanker KC-135 tengah mengisi bahan bakar pesawat Mirage di atas wilayah Libya. Pilot kembali setelah merampungkan misi selama hampir lima jam.
Pada gambar lainnya memperlihatkan kesibukan pasukan Prancis memasang persenjataan untuk pesawat tempur Rafale yang akan lepas landas dari Kapal Induk Charles de Gaule. Hampir seluruh pesawat yang dilibatkan dalam operasi itu bermarkas di Corsica.
Unjuk kekuatan sekutu Amerika Serikat itu sekaligus peringatan bagi Moammar Khadafi dan tentaranya agar tak menyerang warga sipil.
Dalam konferensi pers di Pentagon, Amerika Serikat, pihak sekutu menunjukkan peta yang menggambarkan strategi penyerangan. Kepala Staf Militer Gabungan Laksamana Bill Garney mengatakan pihak sekutu telah menembakkan 14 Tomahawak dan ratusan rudal lainnya.
Pihak sekutu menargetkan serangan pada pertahanan udara Libya di sekitar Kota Tripoli. Selain itu, operasi itu akan menyerang peluncur rudal Scud milik Libya dan markas pasukan pendukung Khadafi di Misrata serta Ajdabiya.(***)

Zat Radioaktif Menyebar ke Seluruh Dunia


KOMPAS.com - Zat radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima nomor 1 sudah mencapai Amerika Serikat dan Islandia. Zat yang sama diperkirakan akan menyebar ke seluruh dunia dalam dua hingga tiga pekan kedepan, kata Komisi Persiapan untuk Organisasi Pakta Larangan Pengujian Nuklir Komprehensif (CTBTO), Kamis (24/3/2011).
Tetapi jumlah radioaktif itu terlalu kecil untuk berdampak pada manusia, kata komisi yang bermarkas di Wina itu kepada kantor berita Jepang, Kyodo. Komisi tersebut mengoperasikan jaringan instalasi pengawasan di 63 lokasi yang tersebar di dunia, termasuk satu instalasi di Takasaki, Prefektur Gunma, Jepang.